Banyak pro kontra yang terjadi tentang membaca, menulis bersama berhitung untuk anak usia dini. Anak usia dini disini terutama anak yang berusia dibawah 7 tahun atau tepatnya yang sebersamag berada pada kursi preschool. Boleh tidak ya anak usia preschool diajarkan membaca, menulis, bersama berhitung?
Sudah pastinya sebagai orangtua sangat ingin memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak. Tapi apa agan menyadari bahwa calistung (membaca, menulis, bersama berhitung) yang diberikan disekolah, lebih banyak kerugiannya dibandingkan manfaatnya? Mungkin agan tidak sadar atau tidak memperhatikan bagaimana perasaan anak diajarkan calistung. Dari berbagai penelitian, calistung akan membuat anak stress bersama merasa terbebani.
Stress bersama merasa terbebani terjadi karena calistung memang belum saatnya menjadi materi yang harus anak pelajari. Sama seperti agan yang baru belajar memasak, tapi sudah harus membuat pizza. Alih-alih ingin anak pintar, tapi stress yang didapat bersama berujung pada keengganan anak untuk menyentuh buku bersama enggan untuk pergi ke sekolah.
Agan tidak perlu khawatir yang berlebihan berkaitan dengan kemampuan calistung anak. Yang dibutuhkan anak untuk menjadi seseorang yang hebat tidak hanya kemampuan membaca, menulis, bersama berhitung. Yang utama adalah karakter bersama kreatifitas.
Dengan dimilikinya kreatifitas, ia akan terbiasa menemukan solusi. Orang-orang yang pandai bersama kreatif dalam menemukan solusi dari berbagai permasalahan, bisa menjadi pemimpin yang baik. Jabatan yang dimiliki pun tidak tanggung-tanggung, ia dapat menjadi pengusaha sukses, atau direktur disebuah perusahaan. Sekarang coba ayah bunda lihat berapa banyak pengangguran bergelar sarjana di negara ini? Kira-kira mereka bisa membaca, menulis bersama berhitung tidak ya?
Karakter tidak kalah penting dengan kreatifitas. Karakter penting sekali ditanamkan kepada anak sejak usia dini dibandingkan kemampuan calistung yang menjadi target utama. Sekolah-sekolah di Australia, terlebih dahulu menanamkan tanggung jawab, perilaku jujur, bersama taat pada peraturan sebelum mengajarkan calistung. Itulah mengapa sekolah-sekolah di Australia lebih khawatir kalau anak tidak bisa membuang sampah pada tempatnya, daripada anak tidak bisa mengerjakan soal matematika.
Perlu agan ketahui, mengajarkan calistung pada anak, tidak membutuhkan waktu lama. Hanya sebahagian bulan. Tetapi untuk menanamkan karakter baik pada anak, butuh belasan tahun agar dapat menjadi kebiasaan baik yang dilakukan dengan senang hati.
Dalam hal ini, bukan berarti anak sama sekali tidak boleh diajarkan calistung. Tidak perlu juga menganggap calistung untuk anak hukumnya haram. Pada usia pre-school anak boleh dikenalkan dengan unsur-unsur dari calistung itu sendiri. Hanya mengenalkan, bersama tanpa men-drill anak lancar calistung dalam waktu sekian bulan.
kalau sudah mengetahui hal diatas, apa yang harus agan lakukan dalam memilih sekolah yang baik? Dalam mencari sekolah untuk anak, pasti ada sebahagian pertimbangan yang agan lakukan. Salah satunya adalah sistem pembelajaran. bersama pastinya agan akan mencari sekolah yang agan anggap bagus. Bagus yang seperti apa?
Banyak dari orangtua di Indonesia, (semoga bukan agan yang sebersamag membaca buku ini ya) memasukkan anak ke sekolah pre-school yang sudah direkomendasikan lulusannya lancar dalam calistung. Terkabersamag ada sebahagian orangtua yang tidak sabar pada pihak sekolah karena dlm sebahagian hari pertama masuk, anaknya blm sama sekali diajarkan membaca, menulis, bersama berhitung. selanjutnya diputuskan untuk memindahkan anak ke sekolah yang mengajarkan calistung. bersama menganggap sekolah sebelumnya jelek, atau menganggap gurunya tidak bisa mengajar. Agan tidak perlu khawatir, ada sebahagian alternatif yang dapat agan lakukan :
Homeschooling
Banyak alternatif yang bisa agan jangkau untuk menemukan solusinya. Yang pertama, agan bisa menggunakan alternatif homeschooling. Homeschooling pada usia pre-school sangat baik dilakukan. Selain anak dapat belajar banyak hal dibandingkan disekolah, kedekatan orangtua bersama anak pun dapat terikat dengan kuat. Anak akan banyak belajar dari orangtuanya. Mengajak anak belanja kebutuhan sehari-hari, mengajak anak ke bank atau mengajak anak ke kebun binatang dapat memberikan pelajaran yang sangat berharga. Banyak sekali yang dapat dilakukan anak dari lingkungan sekitar. Jangan khawatir dengan homeschooling anak jadi tidak punya teman. Menurut pakar pendidikan bersama orangtua yang menjalankan sistem homeschooling, anak akan jauh punya teman banyak dari berbagai usia. Dengan homeschooling kita dapat melihat bakat anak bersama memasukkannya di kursus yang sesuai dengan minatnya. Dari kursus itulah anak akan bertemu dengan teman-teman yang satu bakat sehingga bisa mendorong anak untuk lebih maju menguasai bersama memperdalam bakatnya.
Sekolah Alam
Alternatif kedua adalah memasukkan anak ke sekolah alam. Sekolah alam merupakan tempat yang baik untuk pertumbuhan anak. Di Sekolah alam, anak lebih banyak bermain dengan alam dibandingkan duduk dikelas bersama bertemu dengan kertas bersama pensil. Jiwa bermain anak dapat tersalurkan dengan baik. Disana ia akan diajarkan untuk peduli dengan lingkungan sekitar. Baik alam maupun warga sekitar.
Sekolah dengan program trial
Alternatif terakhir adalah menyeleksi sekolah dari sekian banyak sekolah yang terdapat di sekitar tempat tinggal. Sekolah yang benar adalah sekolah yang menyediakan waktu “trial” untuk calon peserta didik. Dengan begitu, anak bisa merasakan terlebih dahulu rasanya sekolah. bersama itu dapat mempermudah agan untuk mengetahui apakah anak suka dengan sekolah itu. Jangan salah, anak mempunyai insting yang bagus atas hal yang dia suka bersama tidak. Agan dapat mengobservasi dari tingkah lakunya selama di Sekolah. bersama lihat apakah esok harinya anak meminta datang ke sekolah itu lagi, atau terlihat enggan. Dengan sistem “trial” ini, kecil kemungkinan anak tidak cocok dengan sekolah bersama meminta untuk pindah.
Semoga info diatas bermanfaat
sumber | daftarhargaterkini.blogspot.com | http://www.kaskus.co.id/thread/50c53f424f6ea18e5a000002
|
kudil
|
0 komentar:
Posting Komentar